CONTOH KARYA TULIS

BAB I

  PENDAHULUAN

 

  1. A.   Latar Belakang          

Pelajar merupakan suatu objek yang masih rentan terhadap pengaruh masa kini. Dan sekolah juga merupakan tempat atau sarana yang menujang terhadap pergaulan masa kini. Salah satu pengaruh msa kini adalah berpacaran. Tidak sedikit pelajar yang menjadi hal tersebut adalah tren.

Zaman sekarang ini berpacaran tidak hanya dikenal di kalangan orang – orang yang sudah lulus sekolah saja. Malahan sekarang itu hampir dikalangan semua siswa atau siswi. Yang mengejutkan lagi malah siswa/i SD yang juga sudah mulai berpacaran.

Apabila tindakan itu didiamkan akan mengakibatkan dampak buruk bagi para siswa maupun siswi tersebut. Ditambah lagi dengan siswa maupun siswi, yang memang belum tahu pasti tentang cara berpacaran yang baik dan benar.

 

1

2

 

Karena tidak semua siswa maupun siswi yang memikirkan dampak – dampak yang akan terjadi bagi diri mereka masing – masing. Dan apakah berpacaran itu dapat mempengaruhui prestasi mereka di sekolah.

Itulah yang membuat penulis tertarik untuk membahas tentang Pengaruh Berpacaran Terhadap Prestasi Siswa/i di dalam karya tulis ini. Hal – hal yang mempengaruhi  : 1.) Karena sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti tentang hal tersebut. 2.) Bagaimana tanggapan siswa/i lain terutama siswa/i yang belum atau tidak berpacaran. 3.) Cara pelajar membagi waktunya antara berpacaran dengan belajar. 4.) Dan sebetulnya apakah berpacaran mempunyai dampak tersendiri bagi prestasi mereka disekolah tersebut. 5.) Bagaimana pandangan siswa/i sendiri melihat dampak positif dan negatif dari berpacaran yang sudah mereka jadikan tren pada saat ini. 6.) Serta bagaimana menurut para guru mengenai dampak yang di berikan dari berpacaran terhadap anak didik nya. 7.) Dan bagaimana cara nya bagi siswa maupun siswi yang memang sudah berprestasi untuk mempertahankan prestasi nya walaupun mereka berpacaran.

 

3

 

8.) Serta bagaimana tanggapan mereka tentang cara berpacaran yang berlebihan. Dan seberapa besar minat pelajar untuk berpacaran jika mempunyai pengaruh yang besar bagi prestasi mereka.

Dan semua aspek – aspek itulah yang membuat penulis tertarik untuk membahas Pengaruh Berpacaran Terhadap Prestasi Siswa/i.

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, timbul permasalahan yang dapat penulis paparkan di bawah ini:

1.)     Pembatasan Masalah

A.)   Obyek Penelitian

Dalam bagian ini penulis meneliti di sekitar siswa – siswi YAPEMRI dikalangan SMA. Dengan permasalahan yang akan di bahas adalah “ Pengaruh Berpacaran terhadap Prestasi Siswa “. 

 

4

 

  1. Materi Penelitian

Untuk memudahkan dalam pembahasan karya tulis ini, penulis membatasi penelitian pada siswa – siswi SMA YAPEMRI, dengan materi sebagai berikut :

  1. Mempertahankan prestasi .
  2. Membagi waktu  belajar .
  3. Sarana .
  4. Perumusan masalah

Adapun perumusan masalah dalam penulisan karya tulis ini adalah:  

“ Adakah pengaruh berpacaran yang di lakukan oleh siswa – siswi terhadap prestasi mereka di sekolah”.

 C.Tujuan penulisan 

Berdasarkan masalah yang di kemukakan, maka tujuan penulisan karya tulis ini antara lain :

 

5

 

Untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia. Karya tulis ini membahas tentang Pengaruh Berpacaran Terhadap Prestasi Siswa. Dan bagaimana tanggapan mereka mengenai dampak positif maupun negatif yang di berikan. Serta seberapa besar minat siswa maupun siswi untuk bepacaran. Karya tulis ini juga mencari tahu bagaimana cara berpacaran yang memang pantas di lakukan dikalang siswa maupun siswi. Dan karya tulis ini mempunyai tujuan lain yaitu, agar pembaca tahu baik buruk nya pengaruh berpacaran terhadap prestasi pelajar. Serta mengetahui seberapa banyak siswa maupun siswi yang merasakan pengaruh positif dari hal tersebut.

D.Metodelogi

Penulis beranggapan bahwa dalam setiap penelitian harus menggunakan metode yang tepat . Selain metode yang tepat juga harus terbukti.

  1. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

 

 

6

 

a ) metode lapangan

l  Wawancara

Dalam rangka penelitian wawancara ini penulis ingin mengetahui bagaimana tanggapan salah satu guru tentang pengaruh berpacaran dengan prestasi anak didik nya.

l  Analisis data

Penelitian ini menggunakan pula metode analisis data dengan patokan pada nilai – nilai raport kelas X semester 2  dengan kelas XI semester 1.

  1. D.            Hipotesis

Sesuai dengan judul karya tulis dan masalah yang di kemukakan, maka penulis akan menggunakan hipotesis verbal sebagai dugaan sementara di dalam penelitian ini :

 

 

7

 

H0       : Tidak ada pengaruh berpacaran terhadap prestasi siswa di sekitar

SMA YAPEMRI Depok.

H1          : Ada pengaruh berpacaran terhadap prestasi siswa di sekitar

 SMA YAPEMRI Depok.

  1. E.                 Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 2 Variabel, yaitu :

  1. Variabel bebas  (X1) :      Pengaruh berpacaran siswa.
  2. Variabel terikat  (Y) :      pengaruh prestasi siswa.

 

 

 

 

 

BAB II

Landasan / kajian Teori

 

  1. A.  Sejarah Percintaan

1.)    Pengertian Berpacaran

Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia. Ini merupakan proses pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Dalam pacaran, ada aktivitas yang disebut dengan kecan. Aktivitas ini berupa kegiatan yang telah direncana maupun tak terencana. Kencan yang tak terencana disebut dengan kencan buta.

Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Pembedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh seseorang.

Perasaan cinta itu dapat dirasakan oleh siapapun itu. Semua orang yang ada di dunia ini pasti akan merasakan perasaan itu.

8

9

 

Karena menurut penulis setiap orang akan mempunyai pasangan hidup masing – masing. Perasaan cinta itu tidak hanya dari lawan jenis yang di sukai saja. Perasaan cinta juga dapat di rasakan dari saat dini, yaitu rasa cinta yang diberikan oleh ayah dan ibu yang tiada habisnya hingga kita menutup mata.

Dari definisi penulis yang telah dipaparkan di atas. Ada salah satu kisah atau legenda yang menceritakan tentang kisah percintaan, yang mungkin dapat dijadikan sebagai contoh percintaan yang sebenarnya. Kisah ini bahkan sudah tidak asing lagi di telinga penulis maupun pembaca. Penulis akan menceritakan sebuah sinopsis tentang kisah Romeo dan Juliet , berikut sinopsisnya: 

Cerita, yang bersetting di Verona, dimulai dengan terjadinya pertempuran di jalan antara keluarga Montague dan Capulet. Pangeran Verona melerai dan menyatakan jika terjadi kekerasan, akan dilaksanakan hukuman mati. Selanjutnya, Count Paris berbicara dengan Lord Capulet mengenai rencana menikahi putrinya, tetapi Capulet waspada karena usia Julia masih 13 tahun. Capulet meminta Paris untuk menunggu dua atau tiga tahun lagi dan mengundangnya hadir pada pesta dansa Capulet. Lady Capulet dan The Nurse mencoba memaksa Julia untuk menerima lamaran Paris.

10

Sementara, pada keluarga Montague, Benvolio berbicara dengan sepupunya Romeo, putra Lord Montague, mengenai kemurungan Romeo. Benvolio lalu mengetahui bahwa penyebabnya adalah karena Romeo tergila-gila dengan Rosaline, salah satu keponakan Lord Capulet. Dipaksa oleh Benvolio dan Mercutio, Romeo hadir pada pesta dansa Capulet dengan harapan bertemu Rosaline. Namun, Romeo justru jatuh cinta kepada Julia setelah menemuinya. Pada bagian yang sering disebut “balcony scene”,                                   

Romeo mengendap-endap ke halaman Capulet dan tidak sengaja mendengar ucapan Julia di balkonnya yang menyatakan cintanya kepada Romeo meskipun keluarganya benci dengan Montague. Romeo lalu muncul di depan Julia, dan mereka setuju untuk menikah. Atas bantuan Friar Laurence, yang ingin kedua keluarga melakukan rekonsiliasi melalui bersatunya anak-anak mereka, Romeo dan Julia menikah secara rahasia pada hari selanjutnya.       Sepupu Julia, Tybalt, yang tahu bahwa Romeo telah menyusup ke pesta dansa Capulet, menantangnya. Romeo, yang menganggap Tybalt sebagai saudaranya, menolak bertempur.

 

 

11

 

Mercutio yang tersinggung dengan ketidaksopanan Tybalt lalu bertarung dengan Tybalt atas nama Romeo. Mercutio terluka parah ketika Romeo mencoba menghentikan pertempuran. Karena merasa bersalah, Romeo lalu membunuh Tybalt.

Montague setuju bahwa tindakan Romeo mengeksekusi Tybalt adalah tindakan yang baik. Pangeran Verona lalu membuang Romeo dari Verona. Romeo lalu diam-diam menghabiskan malam di kamar Julia, dimana mereka menyelesaikan pernikahannya.

 Lord Capulet, yang menyalahartikan kesedihan Julia, setuju untuk menikahinya dengan Paris dan mengancam untuk tidak mengakuinya sebagai anak, jika Julia menolak menikahi Paris. Julia meminta pernikahan ditunda, namun ibunya menolak.

Julia lalu mengunjungi Friar Laurence untuk meminta bantuan, dan ia menawarkannya obat yang akan membuatnya koma. Friar berjanji untuk mengirim pesan mengenai rencana tersebut kepada Romeo, sehingga ia dapat bertemu dengan Julia ketika ia sudah terbangun. Pada malam sebelum pernikahan, Julia meminum obat, dan lalu dibaringkan di pemakaman keluarga setelah keluarganya menemukan Julia “tewas”.                                                                        

12

 

Namun, sang pembawa pesan tidak berhasil mencapai Romeo, dan ia mendapat informasi dari pelayannya Balthasar bahwa Julia meninggal. Patah hati, Romeo membeli racun dari The Apothecary, lalu pergi ke tempat Julia. Ia bertemu dengan Paris yang sedang melayat Julia. Mengira Romeo sebagai vandal, Paris menyerangnya, lalu Romeo berhasil membunuh Paris.                                                                                    Romeo Masih mengira bahwa Julia telah meninggal, ia meminum racun. Julia lalu terbangun dan melihat Romeo tewas, sehingga ia bunuh diri dengan pisau. Kedua keluarga dan Pangeran melihat Paris, Romeo dan Julia tewas. Friar Laurence lalu menceritakan kembali kisah Romeo dan Julia. Keluarga Capulet dan Montague lalu setuju mengakhiri permusuhan diantara mereka.                                 

Demikian sinopsi yang telah diceritakan oleh penulis. Dari sinopsis tersebut pembaca dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa berpacaran adalah hal yang tidak mudah untuk diperjuangkan. Akan tetapi di zaman sekarang ini berpacaran adalah hal yang sudah lumrah. Bahkan dikalangan pelajar yang belum tentu mengerti apa arti sebenarnya berpacaran.

 

13

 

Saat ini tidak sedikit pelajar yang sudah berpacaran. Oleh karena itu penulis akan membahas bagaimana percintaan yang dialami oleh siswa – siswi SMA saat ini.  Ada sebuah istilah yang menyatakan “ cinta itu lahir dari mata turun kehati ”. Saat ini banyak sekali judul film, sinetron maupun drama yang menceritakan tentang percintaan. Salah satunya drama percintaan yang telah diceritakan oleh penulis pada halaman sebelumnya. Dari percintaan anak sekolah hingga dewasa. Bahkan tidak sedikit pementasan drama yang mementaskan tentang kisah – kisah percintaan. Kisah – kisah tersebut juga mengungkapkan keunggulan siswa maupun siswi yang berpacaran terhadap prestasi mereka. Tidak sedikit sinetron yang ditayangkan di televisi tentang percintaan anak SMA, akan tetapi cerita tersebut juga menceritakan tentang kegemilangan prestasi mereka. Dan juga mereka dapat membagi waktu mereka antara berpacaran dengan belajar. Dari kisah – kisah tersebut penulis mengartikan kalau berpacaran itu adalah suatu kegiatan positif. Akan tetapi ada juga berpacaran yang negatif dan yang sudah tidak kalah banyaknya, apalagi di jaman sekarang ini. Yang berimbas pada anak – anak remaja sekarang, seperti para siswi yang sudah hamil sebelum ia lulus sekolah, siswi yang sudah tidak virgin dan lain – lain.

14

 

2.)     Pengertian prestasi

prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan. Dengan pengertian lain, motivasi berprestasi adalah memiliki keinginan untuk menjadi terbaik. Tanpa keinginan menjadi yang terbaik, akan menyebabkan seseorang melakukan sesuatu asal-asalan atau asal jadi.

l  Faktor pendukung prestasi:

  1. Ingin membanggakan kedua orang tua
  2. Ingin melakukan yang terbaik untuk orang terdekat.
  3. Ingin tercapai nya cita-cita yang diharapkan.
  4. B.                   Sarana / Prasarana

Sarana yang sudah tidak asing lagi didengar bagi pelajar SMA pastinya adalah disekolah. Karena tidak sedikit pula siswa maupun siswi yang suka dengan lawan jenis nya, lebih tepat lagi siswa maupun siswi mempunyai lebih banyak waktu untuk mengenal lawan jenis nya lebih detail.

15

 

 Karena seperti yang dikatakan penulis dari mata turun ke hati. Itulah yang mengakibatkan tidak sedikit dari pelajar yang sudah berpacaran dengan teman sekelas maupun teman lain kelas. Disekolah juga disediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kenyamanan bagi siswa maupun siswi seperti: taman, kantin, danau, kolam renang, lapangan basket, lapangan voly, lapangan tenis dan lain – lain.

 Sarana tersebut selain digunakan untuk kepentingan pendidikan siswa maupun siswi, juga dapat dipergunakan untuk berpacaran. Selain disekolah juga banyak tempat-tempat umum yang dapat mereka pergunakan. Karena di jaman sekarang ini bagi siswa maupun siswi berpacaran adalah hal yang sudah lumrah jadi mereka juga merasa bebas untuk berpacaran dimanapun. Karena yang penting mereka merasa nyaman di tempat itu. Dan tidak ada yang mengganggunya. Mereka pun tidak sungkan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekolah, karena  memang sarana dan prasarana tersebut dibuat untuk kenyamanan siswa maupun siswi yang bersekolah disekolah tersebut.

 

 

BAB III

Analisis / Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Dari beberapa siswa yang ada di kelas XI IPA 2. Penulis telah mengadakan observasi terhadap beberapa siswa yang telah berpacaran.

 Penulis mengukur pengaruh berpacaran terhadap prestasi mereka dengan beberapa nilai – nilai raport yang telah diperoleh oleh para siswa – siswi yang telah berpacaran. Penulis mengambil nilai – nilai raport siswa dan siswi tersebut dari semester dua dan tiga. Dari nilai – nilai tersebut penulis akan dapat mengambil kesimpulan tentang hipotesis yang mana yang lebih cocok Hatau H0.

Berikut nilai – nilai yang telah diperoleh:

ü  H.W

Semester 2 : 1200

Semester 3 :  967

 

16

17

 

ü  P.T

Semester 2 : 1150

Semester 3 : 967

ü  N.V

Semester 2 : 1181

Semester 3 :  988

ü  O.F

Semester 2 : 1101

Semester 3 :  956

ü  H.R

Semester 2 : 1083

Semester 3 : 953

 

18

 

ü  A.Y

Semester 2 : 1152

Semester 3 :  982

ü  N.T

Semester 2 : 1145

Semester 3 :  972

ü  W.N

Semester 2 : 1128

Semester 3 :  979

ü  I.R

Semester 2 : 1175

Semester 3 :  996

 

19

 

ü  N.F

Semester 2 : 1176

Semester 3 : 1006

Nilai – nilai tersebut diambil dari semester 2 kelas X dan semester 1 kelas XI. Di mana pada semester 2 kelas X pelajaran yang dipelajari masih belum sesuai dengan jurusan yang diminati. Akan tetapi pada kelas XI semester 1 ini para siswa telah memasuki jurusan – jurusan yang  mereka minati. Dari para siswa dan siswi yang di cantumkan yang mendapatkan peringkat 1-10 hanya dua orang siswa yaitu I.R dan N.F. Jadi yang dapat mempertahankan prestasi hanya dua orang siswa dari sepuluh siswa yang diketahui penulis telah berpacaran.

 Selain dari nilai-nilai siswa dan siswi, penulispun mewawancarai beberapa orang guru-guru yang ada di sekolah. Penulis mewawancarai guru bidang studi PKn Ibu Retno Wulandari Spd  dan  Ibu Suwarni Haryulinar dalam bidang Bimbingan Konseling (BK).

 

20

 

Berikut isi dari wawancara yang penulis lakukan:

l  Tanggapan dari Ibu Retno Wulandari dalam bidang study PKN

Anak – anak sekarang yang sudah berpacaran gaya berpacarannya sudah kelewat batas kalau tidak di landasi dengan iman yang kuat. Mereka tidak akan semangat belajar dalam mencapai prestasi karena putus cinta, bagi mereka hidup di dunia ini sudah hampa. Dan sifat mereka dalam berperilaku jadi dewasa tetapi dewasa sebelum saatnya karena seharusnya mereka hanya bertugas untuk belajar dan belajar tetapi sekarang tugasnya ada dua yaitu belajar dan memperhatikan orang yang mereka sayang (pacar). Dan bagi mereka yang tidak punya pacar tidak akan di pusingkan dengan berbagai hal, mereka hanya belajar untuk masa depan mereka. Yang penting dalam kehidupan kita dilandasi dengan iman dan taqwa. Karena jika kita menginginkan keberhasilan untuk masa depan, kita jalani dengan semangat belajar, itu merupakan  salah satu kunci kesuksesan kita.

l  Tanggapan dari Ibu Suwarni Haryulinar dalam bidang BK

Gaya berpacaran saat ini sangat mengkhawatirkan dan memprihatinkan bila ditambah dengan kurangnya perhatian dari kedua orang tua siswa – siswi sendiri.

21

Dan gaya – gaya berpacaran yang melampaui batas sehingga mengganggu sekolah dan cara belajar. Gaya berpacaran siswa dan siswi juga tidak sedikit yang meniru – niru tren. Gaya berpacaran para siswa maupun siswi sekarang juga tidak ada yang memikirkan dampak selanjutnya. Pengaruh yang diberikan oleh berpacaranpun tergantunng siswa atau siswi sendiri. Ada yang dengan berpacaran menjadi mempunyai semangat tersendiri dalam belajarnya, ada pula yang malah menjadi biasa – biasa saja bahkan menurun. Semua pengaruh itu pun kembali ke masing – masing siswa tersebut. Bila dilihat dari sifat ada yang bisa menutup – nutupi, ada pula yang terbuka. Sifat seorang siswi yang telah berpacaran atau mulai menyukai lawan jenisnya kebanyakan, ia mulai suka memerhatikan diri nya agar dapat tampil semenarik mungkin dimata lawan jenis, selain itu mereka juga mempunyai sikap yang sedikit temprament.

Dari nilai – nilai dan isi wawancara yang telah di cantumkan oleh penulis, dapat diambil kesimpulan kalau ternyata, pengaruh berpacaran terhadap prestasi siswa tersebut tergantung dari kepribadian para siswa maupun siswi. Bila siswa dan siswi tersebut menganggap bahwa berpacaran adalah suatu hal yang membuat mereka mempunyai semangat tersendiri maka mereka akan mendapatkannya. Akan tetapi jika kebalikannya mereka pun akan mendapatkan apa yang mereka pikirkan.

22

 

Jadi dari hipotesis yang telah dicantumkan penulis antara H1 dan Hyang terbukti adalah : H1  yaitu : Adanya pengaruh berpacaran terhadap prestasi siswa. Baik pengaruh negatif maupun positif. Pengaruh negatif siswa mengalami pennurunan dalam prestasinya. Dan pengaruh positif siswa dapat mempertahankan prestasi atau malah lebih tinggi prestasinya yang disebabkan ada sebuah motivasi yang diberikan pasangannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  IV

P E N U T U P

 

  1. A.                   KESIMPULAN

Dari semua masalah – masalah yang telah penulis paparkan. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh – pengaruh yang penulis paparkan itu, sebenarnya tergantung dari setiap individu dan sifat anak atau siswa tersebut. Selain itu dukungan dari keluarga juga mempunyai pengaruh yang tidak sedikit.

Karena para siswa maupun siswi itu mempunyai waktu yang lebih banyak dirumah, dimana dirumah itu siswa maupun siswi akan bertemu oleh keluarga nya, dan berinteraksi apabila keluarga nya tidak memperdulikannya terjadilah pengaruh – pengaruh yang tidak diinginkan.

Selain sifat dan keluarga pengaruh juga datang dari lingkungan tempat dimana mereka bermain,

 

23

24

 

apabila mereka salah dalam bergaul merekapun akan mendapat pengaruh negatif. Dan prestasi yang diperkirakan penulis akan meningkat dengan berpacaran itupun tergantung dari siswa maupun siswi tersebut.

Karena siswa dan siswi itu mempunyai sifat yang berbeda – beda. Apabila siswa maupun siswi itu dapat memisahkan antara berpacaran dengan belajar dan menganggap berpacaran itu sebagai semangat tersendiri dan sebuah motivasi bagi dirinya siswa maupun siswi itu telah membuktikan bahwa berpacaran adalah hal yang positif dalam meningkatkan prestasi.

Akan tetapi sebaliknya apabila siswa maupun siswi tidak dapat membedakan atau membatasinya, menurunlah nilai – nilai mereka. Karena itulah yang membuat sebagian orang tua mempunyai anggapan  berpacaran adalah hal yang negatif khususnya terhadap anak – anak mereka yang masih labil.

  1. B.               SARAN    

Sebetulnya berpacaran adalah hal yang lumrah dan tidak dapat dilarang. Akan tetapi penulispun menyarankan, bagi siswa maupun siswi yang ingin berpacaran sebaiknya difikirkan terlebih dahulu.

25

 

Karena berpacaran mempunyai nilai positif dan negatif. Jika kita tidak bisa membuatnya menjadi sifat yang positif terhadap diri kita itu akan berakibat fatal. Oleh karena itu sebaiknya untuk siswa dan siswi yang belum ataupun tidak yakin dalam berpacaran lebih baik untuk fokus dalam belajar dan mengejar cita – cita yang diinginkan.

Selain itu penulispun menyarankan untuk para siswa maupun siswi untuk dapat sering – sering berinteraksi secara baik dengan keluarga, dan memilih teman serta lingkungan yang tidak akan merugikan mereka. Karena pengaruh seorang teman akan lebih cepat merasuki kedalam otak dan fikiran kita, apalagi pada fikiran siswa maupun siswi yang masih sangat labil dan sangat mudah dihasut.

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… ii

1.1  Latar Belakang …………………………………………………………………… 1

1.2  Masalah …………………………………………………………………………….. 3

1.3  Tujuan Penulisan  ……………………………………………………………….. 4

1.4  Metodelogi …………………………………………………………………………. 5

1.5  Hipotesis ……………………………………………………………………………. 6

1.6  Variabel …………………………………………………………………………….. 7

BAB II LANDASAN / KAJIAN TEORI …………………………………….. 8

2.1 Sejarah percintaan dan Pengertian Berpacaran ………………………… 8

2.2 Pengertian Prestasi, Faktor Pendukung, Sarana dan Prasarana …. 14

BAB III ANALISIS / PEMBAHASAN ……………………………………… 16

3.1 Nilai – nilai ……………………………………………………………………….. 16

3.2 Wawancara ………………………………………………………………………… 20

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………. 23

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 23

4.2 Saran ………………………………………………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 25

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Wulandari, Retno. 2011. Tanggapan Tentang Pengaruh BerpacaranTerhadap Prestasi Siswa. Depok.

Haryulinar, Suwarni. 2011. Tanggapan Tentang Pengaruh BerpacaranTerhadap Prestasi Siswa. Depok.

Nilai – nilai raport siswa dan siswi SMA YAPEMRI.

6 thoughts on “CONTOH KARYA TULIS

Tinggalkan Balasan ke Evha Dahyamoela Soekarta Batalkan balasan